Pohon semalu, memang pemalu. Sifat malu, lambang keindahan dan kemuliaan wanita bermaruah.
Pada suatu hari, Rasulullah SAW berjalan-jalan bersama puteri baginda,
Saidatina Fatimah RA. Setibanya mereka berdua di bawah sebatang pohon
tamar, Fatimah terpijak pohon semalu, kakinya berdarah lalu mengadu
kesakitan. Fatimah mengatakan kepada bapanya apalah gunanya pohon semalu
itu berada di situ dengan nada yang sedikit marah. Rasulullah dengan
tenang berkata kepada puteri kesayangannya itu bahawasanya pohon semalu
itu amat berkait rapat dengan wanita. Fatimah terkejut.
Rasulullah menyambung kata-katanya lagi. Para wanita hendaklah mengambil pengajaran daripada pohon semalu ini dari 4 aspek.
Pertama, pohon semalu akan kuncup apabila disentuh. Ini boleh
diibaratkan bahawa wanita perlu mempunyai perasaan malu (pada
tempatnya).
Kedua, semalu mempunyai duri yang tajam untuk
mempertahankan dirinya. Oleh itu, wanita perlu tahu mempertahankan diri
dan maruah sebagai seorang wanita muslim.
Ketiga, semalu juga
mempunyai akar tunjang yang sangat kuat dan mencengkam bumi. Ini
bermakna wanita solehah hendaklah mempunyai keterikatan yang sangat kuat
dengan Allah Rabbul Alamin.
Dan akhir sekali, semalu akan
kuncup dengan sendirinya apabila senja menjelang. Oleh itu, para wanita
sekalian, kembalilah ke rumahmu apabila waktu semakin senja.
"Sesungguhnya wanita itu aurat. Dan seorang wanita benar-benar keluar
dari rumahnya tanpa ada halangan atasnya, lalu syaitan mengangkat
pandangan kepadanya seraya berkata, 'Sesungguhnya engkau tidak melewati
seseorang melainkan engkau menjadikannya tertarik kepadamu." (HR
Thabrani)
Sabda Rasulullah SAW:
Malu dan Iman itu adalah teman seiring jalan. Jika satu di angkat nescaya terangkat pula yang satu lagi.
Friday, July 13, 2012
Wednesday, July 4, 2012
Monolog Dosa
Doa di titip Memanjat munajat demi rasa cinta
Menyembuh calar dosa yang luka
Memori dosa menggamit detik waktu
Mengiringi jalan hidup yang penuh liku-tipu
Yang di banggakan hanyalah tengik dosa
Tubuh bergegar kotor bernoda
Terpanggang dalam kecelakaan helah dunia
Para setan terbahak berputar di sekeliling
Dunia hitam, tenggelam dan kelam
Kepala berpinar dibedal petaka dosa
Jasad kaku ditelanjangi dosa, tersedu kehilangan kata
Dengan suara sendu cengeng memohon dengan suara ketar
Menadah telapak gementar
Menitiskan air hangat mengerti
Dek ketar-gementar membayangi azab yang berputar-putar
Mentari digulung Bintang-bintang jatuh Langit terbalik
Kepala bergelegak membahang panas
Azab terus berputar-berkitar di ruang minda
Yang bertaqwa menggemakan zikir tak berhenti
Yang ingkar berjalan menyesali diri
Memukuli kepala dan tubuh sendiri
Dengan segala puji rabbi
Padamkan hitam hati kami
Putihkan niat hati kami
Jernihkan daki hati kami
Menyembuh calar dosa yang luka
Memori dosa menggamit detik waktu
Mengiringi jalan hidup yang penuh liku-tipu
Yang di banggakan hanyalah tengik dosa
Tubuh bergegar kotor bernoda
Terpanggang dalam kecelakaan helah dunia
Para setan terbahak berputar di sekeliling
Dunia hitam, tenggelam dan kelam
Kepala berpinar dibedal petaka dosa
Jasad kaku ditelanjangi dosa, tersedu kehilangan kata
Dengan suara sendu cengeng memohon dengan suara ketar
Menadah telapak gementar
Menitiskan air hangat mengerti
Dek ketar-gementar membayangi azab yang berputar-putar
Mentari digulung Bintang-bintang jatuh Langit terbalik
Kepala bergelegak membahang panas
Azab terus berputar-berkitar di ruang minda
Yang bertaqwa menggemakan zikir tak berhenti
Yang ingkar berjalan menyesali diri
Memukuli kepala dan tubuh sendiri
Dengan segala puji rabbi
Padamkan hitam hati kami
Putihkan niat hati kami
Jernihkan daki hati kami
Subscribe to:
Posts (Atom)